MarwahMedia.com | Pekanbaru | 09/05/2023 | Penangkapan jaksa Kejari Bengkalis berinisial SH oleh Asintel Kejati Riau, menunjukkan Kejari Bengkalis kinerjanya sedang tidak baik. SH ditangkap diduga karena suap kasus narkoba yang ditanganinya.
Belum lagi kasus-kasus lainnya yang seakan didiamkan oleh Kejari Bengkalis salah satunya kasus dugaan pemotongan insentif Tenaga Kesehatan ( Nakes) di Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis anggaran 2021-2022.
Pemkab Bengkalis telah menanggarkan dana insentif Nakes tersebut dengan nilai Rp20 juta namun oleh Dinkes Bengkalis hanya dibayar Rp10 juta.
Kasus ini sudah ditangani oleh Kejari Bengkalis, Jasa Pidsus Kejari Bengkalis Novrizal tanggal 2-3 November 2022 telah memeriksa beberapa orang saksi dari ASN Diskes Bengkalis namun hingga Mei 2023 tak terlihat perkembangan kasus ini.
Novrizal dimintai tanggapannya melalui pesan Whatsapp tidak mau berkomentar, pesan Whattshap hanya dibacanya.
Dimintai tanggapannya Ketua Umum HMI Cabang Bengkalis, Ahmad Suhaendra mengungkapkan kekecewaannya terhadap kinerja Kejari Bengkalis, ” Kita kecewa terhadap kinerja Kejari Bengkalis, banyak kasus yang tak tuntas, kemudian ada oknum jaksa yang ditangkap diduga “bermain” dikasus Narkoba,” ucapnya kepada GoRiau.com, Selasa (9/5/2023).
Dikatakannya prestasi yang dimiliki Kejari hanya pemusnahaan barang bukti saja padahal semestinya kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum, penegakan Hak Asasi Manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
“Apalagi Januari lalu, prestasi Kejari Bengkalis hanya untuk pemusnahan barang bukti saja. Lantas bagaimana kasus yang lainya yang masih terbengkalai. Kita juga merasakan kekecewaan terhadap kinerja kejari bengkalis yang minim dalam prestasi dalam pengungkapan kasus yang sangat banyak beredar di Kabupaten Bengkalis,” imbuhnya. **
